Selasa, 14 Juni 2016

APA ITU PMII



Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau disingkat PMII, merupakan satu dari elemen mahasiswa yang terus bercita-cita mewujudkan bangsa Indonesia ke depan menjadi lebih baik. PMII berdiri tanggal 17 April 1960 dengan latar belakang situasi politik tahun 60-an yang mengharuskan mahasiswa turut andil dalam mewarnai kehidupan sosial politik di Indonesia. Pendirian PMII dimotori oleh kalangan muda NU (meskipun di kemudian hari dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII menyatakan sikap independen dari lembaga NU). Diantara pendirinya adalah Mahbub Djunaidi dan Subhan ZE (seorang jurnalis sekaligus politisi legendaris).

Makna Filosofi PMII
Dari namanya PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”, “Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia” .
Makna “Pergerakan” yang dikandung dalam PMII adalah dinamika dari hamba (makhluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan idealnya memberikan kontribusi positif pada alam sekitarnya. “Pergerakan” dalam hubungannya dengan organisasi mahasiswa menuntut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahannya.
Pengertian “Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius, insan dinamis, insan sosial, dan insan mandiri. Dari identitas mahasiswa tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan haluan/paradigma ahlussunah wal jama’ah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama Islam secara proporsional antara iman, islam, dan ikhsan yang di dalam pola pikir, pola sikap, dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif, akomodatif, dan integratif. Islam terbuka, progresif, dan transformatif demikian platform PMII, yaitu Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan. Keberbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab (civilized).
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45.
Tujuan didirikannya PMII
Secara totalitas PMII sebagai suatu organisasi merupakan suatu gerakan yang bertujuan merubah kondisi sosial di Indonesia yang dinilai tidak adil, terutama dalam tatanan kehidupan sosial. Selain itu juga melestarikan perbedaan sebagai ajang dialog dan aktualisasi diri, menjunjung tinggi pluralitas, dan menghormati kedaulatan masing-masing kelompok dan individu.
Dalam lingkup yang lebih kecil PMII mencoba menciptakan kader yang memiliki pandangan yang luas dalam menghadapi realitas sosial, ekonomi, politik, dan budaya. Memiliki pemahaman yang komprehensif tentang berbagai macam paham pemikiran yang digunakan dalam menganalisa realitas yang ada, sehingga diharapkan seorang kader akan mampu memposisikan diri secara kritis dan tidak terhegemoni oleh suatu paham atau ideologi yang dogmatis.
Rekrutment
Dalam PMII, ada tahapan-tahapan pengkaderan. Untuk tahap pertama dalah MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru) sebagai jendela awal untuk bergabung dalam organisasi PMII. Untuk berikutnya sebagai tindak lanjut ada PKD (Pelatihan Kader Dasar) dilaksanakan oleh Komisariat/Cabang, merupakan persyaratan untuk bisa menjadi pengurus komisariat. Dan diteruskan dengan PKL (Pelatihan Kader Lanjut), dilaksanakan oleh pengurus cabang, merupakan persyaratan untuk menjadi pengurus cabang.




SEJARAH PMII

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) lahir karena menjadi suatu kebutuhan dalam menjawab tantangan zaman. Berdirinya organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia bermula dengan adanya hasrat kuat para mahasiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlusssunnah wal Jama'ah. Dibawah ini adalah beberapa hal yang dapat dikatakan sebagai penyebab berdirinya PMII:
  1. Carut marutnya situasi politik bangsa indonesia dalam kurun waktu 1950-1959.
  2. Tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada.
  3. Pisahnya NU dari Masyumi.
  4. Tidak enjoynya lagi mahasiswa NU yang tergabung di HMI karena tidak terakomodasinya dan terpinggirkannya mahasiswa NU.
  5. Kedekatan HMI dengan salah satu parpol yang ada (Masyumi) yang nota bene HMI adalah underbouw-nya.
Hal-hal tersebut diatas menimbulkan kegelisahan dan keinginan yang kuat dikalangan intelektual-intelektual muda NU untuk mendirikan organisasi sendiri sebagai wahana penyaluran aspirasi dan pengembangan potensi mahasiswa-mahsiswa yang berkultur NU. Disamping itu juga ada hasrat yang kuat dari kalangan mahsiswa NU untuk mendirikan organisasi mahasiswa yang berideologi Ahlussunnah Wal Jama’ah.
Di Jakarta pada bulan Desember 1955, berdirilah Ikatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama (IMANU) yang dipelopori oleh Wa’il Harits Sugianto.Sedangkan di Surakarta berdiri KMNU (Keluarga Mahasiswa Nahdhatul Ulama) yang dipelopori oleh Mustahal Ahmad. Namun keberadaan kedua organisasi mahasiswa tersebut tidak direstui bahkan ditentang oleh Pimpinan Pusat IPNU dan PBNU dengan alasan IPNU baru saja berdiri dua tahun sebelumnya yakni tanggal 24 Februari 1954 di Semarang. IPNU punya kekhawatiran jika IMANU dan KMNU akan memperlemah eksistensi IPNU.
Gagasan pendirian organisasi mahasiswa NU muncul kembali pada Muktamar II IPNU di Pekalongan (1-5 Januari 1957). Gagasan ini pun kembali ditentang karena dianggap akan menjadi pesaing bagi IPNU. Sebagai langkah kompromis atas pertentangan tersebut, maka pada muktamar III IPNU di Cirebon (27-31 Desember 1958) dibentuk Departemen Perguruan Tinggi IPNU yang diketuai oleh Isma’il Makki (Yogyakarta). Namun dalam perjalanannya antara IPNU dan Departemen PT-nya selalu terjadi ketimpangan dalam pelaksanaan program organisasi. Hal ini disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang diterapkan oleh mahasiswa dan dengan pelajar yang menjadi pimpinan pusat IPNU. Disamping itu para mahasiswa pun tidak bebas dalam melakukan sikap politik karena selalu diawasi oleh PP IPNU.
Oleh karena itu gagasan legalisasi organisasi mahsiswa NU senantisa muncul dan mencapai puncaknya pada konferensi besar (KONBES) IPNU I di Kaliurang pada tanggal 14-17 Maret 1960. Dari forum ini kemudian kemudian muncul keputusan perlunya mendirikan organisasi mahasiswa NU secara khusus di perguruan tinggi. Selain merumuskan pendirian organ mahasiswa, KONBES Kaliurang juga menghasilkan keputusan penunjukan tim perumus pendirian organisasi yang terdiri dari 13 tokoh mahasiswa NU. Mereka adalah:
1.      A. Khalid Mawardi (Jakarta)
2.      M. Said Budairy (Jakarta)
3.      M. Sobich Ubaid (Jakarta)
4.      Makmun Syukri (Bandung)
5.      Hilman (Bandung)
6.      Ismail Makki (Yogyakarta)
7.      Munsif Nakhrowi (Yogyakarta)
8.      Nuril Huda Suaidi (Surakarta)
9.      Laily Mansyur (Surakarta)
10.  Abd. Wahhab Jaelani (Semarang)
11.  Hizbulloh Huda (Surabaya)
12.  M. Kholid Narbuko (Malang)
13.  Ahmad Hussein (Makassar)
Keputusan lainnya adalah tiga mahasiswa yaitu Hizbulloh Huda, M. Said Budairy, dan Makmun Syukri untuk sowan ke Ketua Umum PBNU kala itu, KH. Idham Kholid.
Pada tanggal 14-16 April 1960 diadakan musyawarah mahasiswa NU yang bertempat di Sekolah Mu’amalat NU Wonokromo, Surabaya. Peserta musyawarah adalah perwakilan mahasiswa NU dari Jakarta, Bandung, Semarang,Surakarta, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar, serta perwakilan senat Perguruan Tinggi yang bernaung dibawah NU. Pada saat tu diperdebatkan nama organisasi yang akan didirikan. Dari Yogyakarta mengusulkan nama Himpunan atau Perhimpunan Mahasiswa Sunny. Dari Bandung dan Surakarta mengusulkan nama PMII. Selanjutnya nama PMII yang menjadi kesepakatan. Namun kemudian kembali dipersoalkan kepanjangan dari ‘P’ apakah perhimpunan atau persatuan. Akhirnya disepakati huruf "P" merupakan singkatan dari Pergerakan sehingga PMII menjadi “Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia”. Musyawarah juga menghasilkan susunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga organisasi serta memilih dan menetapkan sahabat Mahbub Djunaidi sebagai ketua umum, M. Khalid Mawardi sebagai wakil ketua, dan M. Said Budairy sebagai sekretaris umum. Ketiga orang tersebut diberi amanat dan wewenang untuk menyusun kelengkapan kepengurusan PB PMII. Adapun PMII dideklarasikan secara resmi pada tanggal 17 April 1960 masehi atau bertepatan dengan tanggal 17 Syawwal 1379 Hijriyah.

Independensi PMII
Pada awal berdirinya PMII sepenuhnya berada di bawah naungan NU. PMII terikat dengan segala garis kebijaksanaan partai induknya, NU. PMII merupakan perpanjangan tangan NU, baik secara struktural maupun fungsional. Selanjuttnya sejak dasawarsa 70-an, ketika rezim neo-fasis Orde Baru mulai mengkerdilkan fungsi partai politik, sekaligus juga penyederhanaan partai politik secara kuantitas, dan issue back to campus serta organisasi- organisasi profesi kepemudaan mulai diperkenalkan melalui kebijakan NKK/BKK, maka PMII menuntut adanya pemikiran realistis. 14 Juli 1971 melalui Mubes di Murnajati, PMII mencanangkan independensi, terlepas dari organisasi manapun (terkenal dengan Deklarasi Murnajati). Kemudian pada kongres tahun 1973 di Ciloto, Jawa Barat, diwujudkanlah Manifest Independensi PMII.
Namun, betapapun PMII mandiri, ideologi PMII tidak lepas dari faham Ahlussunnah wal Jamaah yang merupakan ciri khas NU. Ini berarti secara kultural- ideologis, PMII dengan NU tidak bisa dilepaskan. Ahlussunnah wal Jamaah merupakan benang merah antara PMII dengan NU. Dengan Aswaja PMII membedakan diri dengan organisasi lain.
Keterpisahan PMII dari NU pada perkembangan terakhir ini lebih tampak hanya secara organisatoris formal saja. Sebab kenyataannya, keterpautan moral, kesamaan background, pada hakekat keduanya susah untuk direnggangkan




VISI
Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap, dan bertanggungjawab dalam mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia
MISI
  1. Menghimpun dan membina mahasiswa islam sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  2. Melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam berbagai bidang sesuai dengan asas dan tujuan PMII serta upaya perwujudan cita-cita kemerdekaan Indonesia

Sejarah Kopri
Perjalanan sejarah organisasi yang bernama Korps PMII Putri yang disingkat KOPRI mengalami proses yang panjang dan dinamis. KOPRI berdiri pada kongres III PMII pada tanggal 7-11 Februari 1967 di Malang Jawa Timur dalam bentuk Departemen Keputriandengan berkedudukan di Surabaya Jawa Timur dan lahir bersamaan Mukernas II PMII di Semarang Jawa Tengah pada tanggal 25 September 1976. Musyawarah Nasional pertama Korp PMII Putri pada kongres IV PMII 1970. Kopri mengalami keputusan yang pahit ketika status KOPRI dibubarkan melalui voting beda suara pada kongres VII di Medan.
Merasa pengalaman pahit itu terasa, bahwa kader-kader perempuan PMII pasca konres di Medan mengalami stagnasi yang berkepanjangan dan tidak menentu, oleh sebab itu kader-kader perempuan PMII mengganggap perlu dibentuknya wadah kembali, kongres XIII di Kutai Kertanegara Kalimantan Timur pada tanggal 16-21 April 2003 sebagai momentum yang tepat untuk memprakarsai adanya wadah. Maka, terbentuklah POKJA perempuan dan kemudian lahirlah kembali KOPRI di Jakarta pada tanggal 29 September 2003 karena semakin tajam semangat kader perempuan PMII maka pada kongres di Bogor tanggal 26-31 Mei tahun 2005 terjadi perbedaan kebutuhan maka terjadi voting atas status KOPRI denga suara terbanyak menyatakan KOPRI adalah Otonom sekaligus memilih ketua umum PB KOPRI secara langsung sehingga terpilih dalam kongres sahabati Ai maryati Shalihah.





ARAH PROGRAM
1.    Internal
Bersesuaian dengan visi dan misi organisasi, maka PMII Komisariat Sepuluh Nopember Surabaya yang berada di lingkungan kampus teknologi dalam konteks internal organisasi memerankan sebagai organisasi kader. Mengkader, mengkader, dan mengkader anggotanya adalah kerjaan utama PMII.
Pengkaderan yang kita lakukan adalah penguatan wacana keagamaan , sosial, dan manajemen, yang nantinya diarahkan pada fungsi gerakan yakni pembelaan terhadap kaum Mustad’afiin(tertindas).
Dalam proses kaderisasi terbagi dalam tiga kategori yakni formal,informal, dan nonformal. Secara formal ada tiga jenjang kaderisasi. Pertama,Masa penerimaan Anggota (MAPABA) yang ditujukan sebagai ajang resmi penerimaan anggota baru, dan penumbuhan keyakinan bahwa PMII merupakan wadah yang tepat untuk berorganisasi. Kedua, Pelatihan Kader Dasar (PKD) diarahkan pada pengembangan skill gerakan pada wilayah kampus dan kampung. Ketiga, Pelatihan Kader lanjut (PKL), diarahkan pada penguasaan skill gerakan di wilayah kota dan kabupaten.
Pada wilayah nonformal, kaderisasi PMII lebih ditekankan pada bidang minat dan bakat kader dalam gerakan. Seperti, pelatihan Ansos, managemen strategis, dan sebagainya. Sedangkan kaderisasi informal adalah penguatan emosianal antar kader sehingga terbentuk suatu komunitas gerakan
Aspek kaderisasi tentunya harus didukung oleh penguatan manajemen organisasi. Seperti penataan administrasi kesekretariatan, pengembangan usaha-usaha penggalian dana alternatif, dan penguatan wacana melalui kajian.
2.    Eksternal
PMII sebagai organisasi kader dan gerakan. Dalam mengkader, tentunya diharapkan muncul gerakan-gerakan pembelaan terhadap kaum mustad’afiin.
Oleh karenanya, PMII dengan kader Ulul Albaa-nya senantiasa berusaha merespon segala kondisi sosial politik kampus, regional, maupun nasional. Sentral isu yang diusung oleh PMII Komisariat Sepuluh Nopember adalah Perlawanan terhadap Neoliberalisme dan segala bentuk-bentuk praksisnya. Penjualan aset-aset BUMN, kenaikan harga BBM, swastanisasi PTN merupakan praktik yang tidak bisa dilepaskan dari serangan neoliberalisme.
Respon yang dikeluarkan PMII, tentunya harus menyebar, ke atas, ke bawah, dan horizontal. Tekanan terhadap kebijakan-kebijakan pro neolib senantiasa dilancarkan. Tetapi harus dibarengi dengan penyadaran dan penguatan kesadaran politik masyarakat, serta pembangunan jejaring dengan organ gerakan lainnya.
3.     Gender
Kondisi budaya pemarginalan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan di Indonesia telah diwariskan oleh pendahulu-pendahulu kita. Sedangkan, semangat kesetaraan antar manusia laki-laki dan perempuan merupakan ajaran dasar islam.Sehingga menjadi tugas PMII untuk mentransformasikan perilaku ini ke perilaku yang lebih beradab.





Lambang PMII

  • Pencipta Lambang: Sahabat H. Said Budairi
Makna Lambang
A. Bentuk
  1. Perisai berarti ketahanan dan keampuhan mahasiswa Islam Indonesia terhadap berbagai tantangan dan pengaruh dari luar.
  2. Bintang berarti lambang ketinggian semangat dan cita-cita yang selalu memancar.
  • 5 (lima) Bintang sebelah atas menggambarkan Rasulullah SAW dengan empat sahabat yang terkemuka (Khulafa al-Rasyidin).
  • 4 (empat) Bintang sebelah bawah menggambarkan empat madzab (Madzahib al-Arba’ah) yang berhaluan Ahlu Sunnah wa al-Jamaah, baik sebagai kerangka berfikir (Manhaj al-Fikr) atau hasil pemikiran.
  • 9 (sembilan) Bintang adalah sebagai jumlah bintang dalam lambang, dapat berarti ganda, yakni: Rasulullah SAW dengan Empat Sahabat serta Empat Imam Madzab. Dan sembilan orang penyebar Islam di Indonesia yang disebut Wali Songo (sembilan wali Allah).
B. Warna
  1. Biru sebagai warna tulisan PMII berarti kedalaman ilmu pengetahuan yang harus dimiliki dan digali oleh kader PMII. Biru juga menggambarkan lautan Indonesia yang mengelilingi kepulauan Indonesia dan merupakan penyatu wawasan nusantara.
  2. Biru Muda sebagai warna dasar perisai sebelah bawah berarti ketinggian ilmu, iman dan amal.
  3. Kuning sebagai warna dasar perisai sebelah atas berarti identitas kemahasiswaan yang menjadi sifat dasar pergerakan, lambang kebesaran dan semangat yang selalu menyala serta penghargaan menyongsong masa depan.
C. Penggunaan Lambang
  1. Pada papan nama.
  2. Bendera.
  3. Kop surat
  4. Stempel.
  5. Jas.
  6. KTA PMII dan
  7. Benda atau tempat-tempat lain yang tujuannya untuk menunjukkan identitas organisasi dan ukurannya disesuaikan dengan penggunaan.
  8. Lancana/Badge PMII (lancana adalah lambang PMII yang dipakai pada jas atau baju).



Bendera PMII
 Pencipta Bendera: Sahabat Shaimoery WS.

  • Ukuran: Panjang dan lebar (perbandingan 4×3)
  • Warna dasar: Kuning
  • Isi Bendera: Lambang PMII terletak di tengah; tulisan PMII terletak pada sebelah kiri lambang membujur ke bawah.
  • Penggunaan: Digunakan pada upacara-upacara resmi organisasi, baik intern maupun ekstern dan upacara Nasional.
  • Penempatan: Diletakkan di depan tempat upacara dan di sebelah kiri bendera Kebangsaan Republik Indonesia.
Stempel PMII
  • Bentuk: Persegi Panjang (2×6)
  • Isi: Sebelah kiri lambang PMII, dan di sebelah kanan lambang adalah tulisan kedudukan kepengurusan, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, nama badan.
  • Warna tinta: Merah


Kartu Anggota

 

Isi KTA
Halaman Depan
  1. Lambang PMII sebelah kiri atas.
  2. Tulisan kartu anggota
  3. Nama Institusi.
  4. Alamat Sekretariat institusi.
  5. Foto anggota bersangkutan.
  6. Nama dan tanda tangan anggota bersangkutan


Halaman Belakang
  1. Komisariat.
  2. Nama.
  3. Tempat tanggal lahir.
  4. Jenis kelamin.
  5. Alamat.
  6. Jabatan.
  7. Tanggal pembuatan.
  8. Pengurus Cabang yang membuat (ditandatangani langsung).


Mars PMII
  • Pencipta Lagu: Sahabat Shaimoery WS.
  • Syair: Sahabat H. Mahbub Djunaedi
  • Penggunaan: Mars PMII dilantunkan pada pembukaan acara resmi organisasi, baik bersifat intern maupun ekstern atau umum. Mars PMII dilantunkan secara bersama-sama dengan berdiri tegak, khidmat dan penuh semangat.

Mars PMII
Inilah kami wahai Indonesia
Satu barisan dan satu cita
Pembela bangsa penegak agama
Tangan terkepal dan maju ke muka
  • Habislah sudah masa yang suram
  • Selesai sudah derita yang lama
  • Bangsa yang jaya Islam yang benar
  • Bangun tersentak dari bumiku subur
Denganmu PMII pergerakanku
Ilmu dan bakti kuberikan
Adil dan makmur kuperjuangkan
Untukmu satu tanah airku
Untukmu satu keyakinanku
  • Inilah kami wahai Indonesia
  • Satu angkatan dan satu jiwa
  • Putera bangsa bebas merdeka
  • Tangan terkepal dan maju ke muka



Hymne PMII
Bersemilah… bersemilah… Tunas PMII
Tumbuh subur tumbuh subur Kader PMII
Masa depan di tanganmu
Untuk meneruskan perjuangan
Bersemilah… bersemilah… Kau harapan bangsa


Mars Berjuanglah PMII
Berjuanglah PMII berjuang
Marilah kita bina persatuan
Berjuanglah PMII berjuang
Marilah kita bina persatuan
  • Hancur leburkanlah angkara murka
  • Perkokohlah barisan kita… Siiiap!
Sinar api Islam kini menyala
Tekad bulat jihad kita membara
Sinar api Islam kini kenyala
Tekad bulat jihad kita membara
  • Berjuanglah PMII berjuang
  • Menegakkan kalimat Tuhan
  • Menegakkan kalimat Tuhan